Minggu, 09 Maret 2014

ke mana peraduan sang mentari

matahari kembali ke peraduannya,
menuju ufuk barat tepat di atas bukit yang menjulang hendak mencapai samudera di atas awan,
beralaskan hamparan permadani hijau,
keberadaannya membentuk bayang kegelapan yang tak terlihat oleh mata ini,
mata yang telah dibutakan oleh kesibukan duniawi....
matahari kala itu layaknya mata yang menerawang dari kegelapan menerangi jiwa-jiwa yang sedang sepi....

di sisi satu senja semerah bara,
matahari kembali ke peraduannya menuju ke ufuk barat tepat di atas hamparan samudera di atas air,
tubuhnya terbelah oleh sang horizon,
membentuk bayang-bayang di permukaan laut,
memberikan pemandangan yang menyejukkan mata....

Minggu, 2 Maret 2014

Sabtu, 08 Maret 2014

semangat pagi si penanti sang rembulan

pohon-pohon menjulang tinggi hendak menggenggam atap yang berhiaskan awan putih....
kala itu mentari pun mulai menyapa dari ufuk timur....
keberadaannya menghangatkan jiwa-jiwa yang selama ini diterpa dingin malam....
cahaya indahnya menembus melewati celah-celah pepohonan dan gubuk kecil yang dihuni oleh makhluk-makhluk tak berdaya ini....
cahayanya.... kehangatannya menginspirasi
cahayanya.... kehangatannya memberi semangat untuk memulai hari

Minggu, 2 Maret 2014

mata air penyejuk jiwa

hembusan angin kencang menghempaskan butiran air bak mutiara hingga ke bukit tertinggi....
meluncur bak bintang berekor menuju ke jurang terdalam....
keberadaanya memperlihatkan keindahan di balik kengerian bukit indah....
mutiara-mutiara kecil tak hentinya mengalir pula di balik bebatuan kecil....
tubuh ini pun basah,
tubuh yang selama ini kering,
tak pernah merasakan seteguk air yang disuguhkan oleh sang tuan rumah,
padahal air kehidupan itu telah di depan mata,
namun pandangan ini teralihkan oleh kesibukan duniawi yang tak kunjung berhenti.... 

Minggu, 2 Maret 2014

ku ingin menyatu dengannya

kini kuberada di dekatnya....
ingin ku menyatu dengannya....
merasakan kehangatan dan belaian lembut tangannya....
merasakan sejuknya mutiara-mutiara kecil yang menempel di wajah,
mutiara-mutiara yang terbang dihembuskan oleh angin,
angin yang berhembus di balik pepohonan....
daun-daun melambai layaknya menyambut kedatangan sang pahlawan....
lebatnya pepohonan di depan mata telah mengalihkan pandangan dari problema kehidupan....
kabut tebal pun turun dari bukit di balik pepohonan terlihat bak lukisan sang maestro....
sejuk angin menerpa wajah yang lusuh ini,
terbang membawa pergi jauh semua keluh kesah,
hanya satu yang tinggal (dia)....
burung-burung terbang menikmati kebebasannya,
terbang meliuk-liuk di udara mengitari pepohonan dan menikung tajam menghindari dahan-dahan yang tak bersahabat....
keindahan ini tak terkira,
menyingkapkan tabir rahasia kehidupan yang selama ini tersembunyi di balik hiruk pikuk kehidupan kota....
ingin rasanya menghirup seluruh nafas kehidupan di alam ini,
namun sayang keberadaanku hanya sementara....

Sabtu, 1 Maret 2014